Saturday, November 20, 2010

Sebab-sebab Allah Mengurangi Rizki-Nya kepada Seseorang Hamba





Di balik pengurangan/ penyusutan rizkinya kepada seseorang itu ada kehendak Allah. Jika Allah mengurangi rizki seseorang atau membuat jerih-payah usahanya rugi, ada beberapa sebab:
1. Semata-mata karena kehendak Allah yang mutlak.
2. Seseorang itu melakukan dosa (kesalahan) kepada manusia.
3. Seseorang itu melakukan dosa (kesalahan) kepada Allah.
4. Enggan untuk beramal, mengeluarkan zakat, shadaqah dan bersifat kikir


Pertama:
Adalah terserah Allah untuk menambah dan memperbesar rizki seseorang hambanya yang dikehendakinya, demikian sebaliknya adalah terserah Allah juga untuk menguranginya bahkan mencabutnya. Sebagaimana Allah telah memperingatkan manusia dalam QS. Al-Baqarah: 245:

Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al-Baqarah: 245).

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” ( QS. Al-Israa’: 30).

Di balik kemutlakan kekuasaan Allah tersebut, hanya Allah sendiri yang tahu (merupakan rahasia Allah) tujuan dari kehendak-Nya tersebut, mengapa Allah memperbesar rizki seorang hamba-Nya atau sebaliknya menyempitkannya. Kita, dalam hal ini diminta untuk menyadari kekuasaan Allah yang mutlak.


Kedua:
Yaitu baik disadari atau tidak seseorang itu membuat dosa kepada orang lain misalnya, tidak memenuhi hak-hak orang lain yang seharusnya diterima oleh orang tersebut, mengambil hak-hak seseorang yang seharusnya untuknya, menyakiti atau mendhalimi seseorang dengan tidak bersikap adil. Menyaksikan orang yang berbuat demikian maka Allah tidak senang sehingga sebagai balasannya Allah Yang Maha Adil mengambil rizki-Nya dari orang itu. Sebab yang kedua ini seringkali tidak disadari oleh seseorang tersebut karena setiap hari diisi dengan kesibukan berusaha mencari nafkah dan sering dianggap sesuatu yang biasa atau sepele, sementara Allah senantiasa mencatat setiap amal dan perbuatan semua manusia.


Ketiga:
Dosa kepada Allah meliputi dosa-dosa yang munculnya disebabkan oleh keinginan hawa nafsu yang berlebih-lebihan, sehingga membuat mereka menyimpang dari jalan benar dan lurus. Di antara dosa-dosa kepada Allah yaitu, tidak mengeluarkan zakat sebagaimana yang diwajibkan agama, tidak menepati nadzar, menipu, tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang lain seperti puasa, shalat, berhaji ketika mampu. Mula-mula Allah membiarkannya atau memberi tangguh, tidak memberikan balasan apa-apa di dunia sebab Allah masih menunggu, jika orang tersebut akan bertobat. Tetapi setelah diberi tangguh dan masih tetap seperti sedia kala, maka Allah memberikan balasannya dengan mengurangi rizkinya sedikit demi sedikit, dengan cara yang tidak mereka ketahui.

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-A’raaf: 182).


Kempat:
Sesungguhnya Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang beramal dan berzakat atau pun bershadaqah balasan lebih banyak dari harta yang dikeluarkan tersebut. Sebagaimana janji Allah sebagai berikut:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” )QS. Al-Baqarah: 261).

Demikian juga Allah akan memberikan pahala dan jaminan bahwa mereka tidak akan mempunyai kekhawatiran (tentang kebutuhan hidupnya) dan tidak pula akan bersedih hati, sebagaimana firman-Nya:

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274).

Maka sebaliknya pula, jika seseorang tersebut kikir maka Allah tidak senang kepada orang yang kikir tersebut dan Allah akan menyempitkan jalannya rizki kepada orang-orang yang enggan untuk beramal, berzakat, ataupun bershadaqah. Dengan kata lain, di dalamnya mengisyaratkan bahwa Allah akan menolong orang-orang yang suka beramal, mengeluarkan zakat dan bershadaqah, sebaliknya Allah tidak mau menolong orang-orang yang kikir. Sesungguhnya, orang yang berlaku kikir itu adalah mempersempit datangnya rizkinya sendiri.

“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya.” (QS. Al-Baqarah: 270).

Sementara itu Allah juga memperingatkan bahwa sifat kikir itu datangnya dari syetan. Maka tak ada jalan lain seseorang harus memerangi sifat kikir itu dengan cara memaksa diri sendiri agar melakukan zakat, shadaqah dan suka memberi kepada orang lain dengan demikian ia bisa mengalahkan syetan. Jelas sekali bahwa Allah telah memperingatkan tentang godaan syetan yang terkutuk ini, yaitu dalam QS. Al-Baqarah: 268 sebagai berikut:

“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 268).

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267).






Title: Sebab-sebab Allah Mengurangi Rizki-Nya kepada Seseorang Hamba; Written by AMH; Rating Blog: 5 From 5

No comments:

Post a Comment