“(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariya.” (QS. Maryam: 2)
“Yaitu tatkala ia berdo’a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 3)
“Ia berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku.” (QS. Maryam: 4)
-----
Maka di antara sebagian tokoh sufi mengidolakan Nabi Zakariya sebagai panutan di dalam kesabarannya berdo’a. Yang berlaku pada Nabi Zakaria tersebut adalah meleburnya hati dan pikiran beliau kepada Allah, penyerahan secara bulat-bulat dirinya kepada Allah, yang berpuncak kepada kesabaran yang tidak terkira dan keyakinan yang tidak tergoyahkan oleh manusia bahwa Allah SWT pasti akan mengabulkannya.
Jika Allah menghendaki maka pasti terjadi. Di tengah himpitan masalah hidup, seseorang mungkin akan sampai kepada keadaan di mana segala pintu telah tertutup. Berbagai macam pintu didatangi, tetapi hasilnya nihil. Adakah pertolongan yang paling mungkin jika tidak lari kepada Allah. Semua diminta kepada Allah.
Seorang yang dulu berjaya di masa mudanya, harta melimpah, tidak tertutup kemungkinan roda hidupnya tiba-tiba berada di bawah. Atau sebagian yang lain diberi ujian oleh Allah dengan aneka macam ujian, menjadikan dirinya tidak berdaya. Tetapi tidak ada kekuatan yang sanggup menerbangkan seseorang dari kondisi terpuruk selain antusiasme (semangat) yang masih hidup di dasar hati. Itulah harta terpendam yang tidak terlihat dari luar. Seseorang boleh kehilangan apapun, tapi jangan semangatnya! Semangat itu yang akan mengubah kondisi tak berdaya, pelan-pelan bisa bangkit.
Tetapi semangat saja tidak cukup. Tanpa menyerahkan segala hidupnya kepada Allah, maka semangat itu tidak mempuyai tujuan. Dengan semangat yang menyala-nyala, dan ia serahkan secara total hidupnya hanya kepada Allah, maka itu menjadi energi yang luar biasa yang akan mengubah dirinya yang lunglai tak berdaya menjadi kuat. Tiada yang mampu menyatukan semangat yang menyala-nyala dan penyerahan total dirinya kepada allah selain melalui do’a-do’a. Do’a adalah media yang meleburkan seseorang kepada Kekuatan Yang Tak Terbatas. Doa adalah energi yang akan sampai ke langit tingkat ke-7. Doa adalah bukti ketundukan seorang hamba kepada Tuannya. Doa adalah pengakuan bahwa diri seorang hamba adalah lemah.
Seperti Nabi Zakaria yang sudah uzur, di dalam do’a beliau terkandung semangat dan harapan yang tak tergoyahkan bahwa Kekasihnya akan mengabulkan permohonannya. Tetapi doa juga adalah jiwanya itu sendiri.
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada para pembaca sekalian... Amin.
ReplyDelete