Tetapi kita juga menyaksikan ada pengusaha yang mengalami masa surut dalam bisnisnya, bahkan mengalami kebangkrutan. Dalam kaca mata agama, kebangkrutan dalam berbisnis adalah salah-satu bentuk cobaan dalam hidup, yang bahkan terkadang rasanya sangat berat dan menyedihkan. Tetapi Allah Yang Maha Kasih dan Sayang memberikan petunjuk dalam QS. An-Nahl: 110:
“Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Juga firman Allah yaitu:
“Tetapi (ikutlah Allah), Allah-lah pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik penolong.” (QS. Ali Imran: 150).
Dari ayat di atas, dapat ditarik pelajaran berharga bahwa jika seseorang mengalami kegagalan dalam hidup dan cita-cita-nya menemui jalan buntu maka sebaiknya mereka melakukan hijrah. Dengan hijrah, mereka akan menemukan suasana baru, harapan-harapan baru, dan Allah SWT telah menjanjikan akan membukakan bumi Allah yang luas kepada orang-orang yang berhijrah demi mencari ridla Allah SWT.
Demikian juga, hal itu berlaku dalam dunia bisnis. Jika seseorang pengusaha sejati mengalami kerugian, kegagalan, bahkan jalan buntu tak tahu apa yang akan diperbuat lagi, maka mereka perlu melakukan hijrah atau berpindah tempat dan pikiran. Di tempat yang baru dan pikiran yang baru, mereka bisa merancang rencana-rencana baru, di mana Allah SWT menjanjikan akan memberi kemudahan dengan membukakan bumi yang luas.
Dengan berhijrah mereka akan dapat melakukan dua hal yang dapat membebaskan dirinya dari penderitaan, yaitu:
1. Mereka dapat memutus rangkaian (kenangan) masa lalu yang berisi kegagalan-kegagalan hidup, kepahitan, ujian dan cobaan, bahkan penderitaan hidup yang sulit ditanggungkan.
2. Dengan pertolongan dan petunjuk (hidayah) Allah mereka dapat memulai usaha baru.
Setiap kegagalan dalam suatu pekerjaan pada dasarnya adalah satu “kejadian” saja, dan seseorang masih mempunyai peluang yang banyak sekali di hadapannya. Allah telah menjanjikan dengan hijrah Allah akan memberikan jalan-jalan rizki baru. Ada beberapa sebab jika seseorang mengalami kebuntuan rizki di satu tempat di mana ia tinggal, dan pada saat itulah ia sangat perlu melakukan hijrah. Pertama, konteks sosial di mana ia hidup selama itu tidak mendukung kepada kemajuan bahkan dalam beberapa kasus yang terjadi di masyarakat, cenderung menghambat. Hal itu bisa saja terdiri dari sistem sosialnya yang tidak mendukung ke arah kemajuan itu, ditambah dengan dengan orang-orang yang hidup di lingkungan itu tidak mendukung. Dengan kondisi yang demikian, maka semua potensi dan kemampuan yang dimilikinya tak bisa menghasilkan kreatifitas. Jika seseorang itu hanyut ke dalamnya, maka potensi yang dimilikinya menjadi mati. Kedua, ada harapan yang lebih baik jika seseorang itu melakukan pindah tempat. Tidak hanya dari segi rizki tetapi juga dari jiwa mereka dan kualitas hidup mereka.
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.” (QS. An-Nisaa’: 100).
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akherat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akherat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran: 145).
“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali Imran: 148).
Masya Allaaah... Izin share ya sobat?
ReplyDeleteDengan ini saya berikan ijin men-share, silakan Mas Ikin.
DeleteAssalaamualaikum _ saya baru membaca blog ini _ Bagus sekali
ReplyDeleteSalam kenal