Tuesday, November 23, 2010

Kekuatan dalam Ketundukan Kepada Allah





Kiranya tak perlu dipersoalkan lagi bahwa Dia merupakan kekuatan yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Maka barangsiapa tunduk kepada Allah, seseorang itu akan memperoleh kekuatan yang besar hasil dari ketundukan kepada Allah. Dengan demikian, di dalam berusaha, seseorang itu akan mempunyai daya tahan fisik maupun pikiran, karena mereka yakin kepada Allah dan semua janji-janji-Nya. Ketundukan dan kepatuhan tanpa syarat, semacam ini, seperti dikisahkan-Nya di dalam al-Qur’an mengenai Nabi Ibrahim. Ketundukan Nabi Ibrahim adalah ketundukan total kepada Allah. Beliau mengalami banyak ujian dari Allah, tetapi dengan banyaknya ujian dari Allah tersebut makin memperkuat jiwa beliau. Ujian yang luar bisa ketika Allah memerintahkan kepada beliau untuk menyembelih putranya, Ismail. Ujian-ujian tersebut melelehkan keakuan dan ataupun kediriannya, dan setelah itu lahirlah jiwanya lain yang kokoh, kuat dan disifati oleh sifat-sifat Allah.

“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (QS. Al-Baqarah: 131).

Ketundukan kepada Allah adalah mutlak baik dalam situasi suka atau pun duka, senang atau susah, bergembira atau sedih. Karena seseorang tidak tahu apakah di balik suka atau justru di balik duka itulah terdapat kebaikan dan kasih-sayang Allah. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT membuat perumpamaan mengenai hal ini dengan perintah perang.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216).

Karena seseorang itu tidak tahu dalam situasi apa – situasi menyenangkan atau menyusahkan – suatu yang baik itu maka sebagai “jalan tengahnya” mereka lebih baik dan seharusnya tunduk-patuh kepada Allah dalam sepenuh jiwa di dalam suasana suka, (lebih-lebih dalam suasana) duka dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya Allah lebih mengetahui hakekat suka dan duka kejadian atau peristiwa yang menimpa manusia.

Manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Manusia hanya merasa bahwa dirinya kuat, kenyataannya adalah lemah dan tiada daya dan kekuatan itu selain dari yang diberikan Allah kepadanya. Seberapa pun kuat dan gagah perkasanya manusia pada akhirnya pasti akan binasa. Betapa banyak orang dulunya berkuasa pada saatnya akan binasa. Ketuaan yang menjadikan dirinya lemah dan tak berdaya pada saatnya akan terjadi pada dirinya.

Dengan ketundukan secara total kepada Allah berarti ia melenyapkan dirinya ke dalam Kekuatan Yang Tidak Terbatas. Jika ia demikian maka ia akan mendapatkan kekuatan tidak hanya jasmani tetapi kekuatan jiwa. Selain akan mendapatkan energi positif dari Kekuatan Yang Tidak Terbatas itu ia akan mendapatkan pertolongan dari Allah, dan pertolongan Allah itulah yang menjadikan dirinya kuat dalam menghadapi setiap gelombang kehidupan. Jadi ketundukan kepada Allah adalah kekuatan ketika ia selaras dengan kehendak Allah dalam setiap apapun aktivitas yang dilakukan. Tidak hanya dalam ibadah-ibadah ritual tetapi juga dalam bekerja mencari nafkah. Bahkan dalam merasakan kerasnya persaingan hidup ia wajib untuk tunduk secara total kepada Allah. Tunduk total kepada Allah berarti ia mengesampingkan selain Allah.

Jika ketundukan kepada Allah itu dipelihara terus, maka akan melahirkan perubahan yang besar dalam hidupnya. Sebelumnya, ia akan selalu meneliti apakah masih ada perbuatannya, pikirannya, ucapannya, bahkan bisikan hatiya yang tidak selaras dengan kehendak Allah. Jika masih ada tindakannya yang tidak selaras dengan kehendak Allah ia harus memperbaikinya. Sesungguhnya ketundukan kepada Allah adalah sebuah jalan yang terbentang untuk sampai pada apa yang dicita-citakan. Apakah seseorang mau kaya, maka wajib banginya untuk tuntuk kepada Allah. Bukankah Allah yang menahan rizki seseorang? Ketundukan secara total kepada Allah yang sangat memungkinkan Allah melepaskan rizki kepada seseorang yang beriman.






Title: Kekuatan dalam Ketundukan Kepada Allah; Written by AMH; Rating Blog: 5 From 5

No comments:

Post a Comment