Ada beberapa hikmah yang perlu diketahui jika Allah menunda pemberiannya kepada hamba-hamba-Nya, yaitu:
1). Allah melihat hamba-Nya tersebut belum saatnya menerimanya.
2). Allah mencintai hamba tersebut, sehingga Allah sangat senang mendengar do’a hamba-Nya yang memohon kepada-Nya.
3). Permohonan hamba tersebut tak sepenuhnya sesuai dengan kondisi dirinya sehingga Allah ingin agar permohonannnya diubah, disesuaikan dengan kondisi dirinya.
4). Allah mempunyai rencana lain terhadap dirinya.
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. (QS. Asy-Syuura/42: 28).
Pertama;
Allah melihat hamba-Nya tersebut belum saatnya menerimanya disebabkan gilirannya belum tiba. Ataupun karena sebab lain seperti, hamba tersebut belum siap menerima rIzki yang akan diturunkan oleh Allah, rizki tersebut masih diperuntukkan untuk orang-orang lain selain dirinya sebelum rIzki tersebut diberikan kepadanya (misalnya, si A belum diterima bekerja di suatu perusahaan karena masih ada karyawan yang menempati posisi itu, tetapi ketika karyawan itu keluar maka kesempatan bagi si A untuk mendapatkan rizki dengan bekerja di perusahaan tersebut) dan sebab lain misalnya hamba tersebut belum melakukan hal-hal yang menjadi sebab turunnya rIzki tersebut, yaitu belum melakukan kerja keras, belum berusaha secara maksimal.
Kedua;
Allah mencintai hamba tersebut sehingga Allah sangat senang mendengar do’a hamba-Nya yang memohon kepada-Nya, secara demikian, Allah memperhatikan hamba tersebut dan saatnya nanti do’anya akan dikabulkan. Perlu diketahui, Allah SWT adalah dzat Yang Maha Indah sehingga Dia juga sangat senang kepada keindahan do’a dari hamba-hamba-Nya yang dicintai-Nya.
Ketiga;
Permohonan hamba tersebut tak sepenuhnya sesuai dengan kondisi dirinya sehingga Allah ingin agar permohonannya diubah disesuaikan dengan dirinya. Keadaan yang tidak sepenuhnya sesuai dengan dirinya jika dipaksakan dapat menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik bagi hamba, atau tidak selaras dengan eksistensi dirinya, bahkan dapat membahayakan dirinya. Sebagai contoh sederhana, seorang anak yang masih berusia tujuh tahun minta sepeda motor kepada ayahnya untuk berangkat ke sekolah, maka permintaan sang anak tersebut tidak sesuai dengan dirinya, sedangkan yang lebih cocok adalah sepeda biasa. Sang ayah akan mengabulkan permintaan sepeda kepada anaknya, dan bukan sepeda motor. Tetapi bukan berarti sang ayah menolak sama sekali permintaan sepeda motor anaknya, sang ayah masih menundanya sampai sang anak dewasa atau cukup umur di mana bisa menjalankan sepeda motor dengan baik.
Keempat;
Allah mempunyai rencana lain terhadap dirinya, karena Allah ingin menjadikannya sebagai “orang lain” sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Bagi mereka ini biasanya adalah hamba-hamba-Nya yang sangat dicintainya-Nya di mana Allah telah menetapkan jalan baginya. Kehendak Allah SWT akan mewujud dalam diri hamba tersebut. Pada mulanya do’a hamba tersebut tidak sesuai dengan rencana Allah terhadap dirinya, tetapi kemudian Allah memberi hidayah sehingga mereka paham tentang rencana Allah itu.
No comments:
Post a Comment